Kok Bisa PP Tunas Bikin Meutya Hafid Dapat Penghargaan dari Prabowo?

Kok Bisa PP Tunas Bikin Meutya Hafid Dapat Penghargaan dari Prabowo?
Kok Bisa PP Tunas Bikin Meutya Hafid Dapat Penghargaan dari Prabowo?

Kudetekno – Kok bisa ya, PP Tunas sampai bikin Menteri Meutya Hafid dapat penghargaan dari Pak Prabowo? Penasaran kan, apa sih sebenarnya PP Tunas itu dan kenapa kok penting banget sampai dapat apresiasi setinggi itu? Jujur aja, pas pertama denger, aku juga sempat mikir, “PP apaan lagi nih?” Tapi ternyata, setelah diulik, ini tuh sesuatu yang krusial banget buat masa depan anak-anak kita.

Apa Itu PP Tunas?

Jadi gini, PP Tunas itu singkatan dari Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Pelindungan Anak. Panjang ya namanya? Intinya sih, ini aturan yang diterbitkan langsung sama Presiden Prabowo Subianto pada tanggal 28 Maret 2025. Nah, yang bikin menarik, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) kita, Ibu Meutya Hafid, punya peran sentral banget dalam kelahiran PP Tunas ini. Kurang dari setahun menjabat lho, udah bisa bikin gebrakan kayak gini! Keren, kan?

Pernah nggak sih kamu ngerasa khawatir pas anak atau adik kamu lagi asyik main gadget? Takutnya, mereka malah nemu konten-konten yang nggak seharusnya mereka lihat. Nah, PP Tunas ini hadir buat jadi tameng, buat melindungi mereka dari bahaya dunia maya. Emang nggak bisa dipungkiri, internet itu kayak dua sisi mata uang. Ada manfaatnya, tapi juga ada risikonya. Dan risiko buat anak-anak itu jauh lebih besar.

Tujuan dan Implementasi PP Tunas

Tujuan utama PP Tunas itu mulia banget, yaitu melindungi anak-anak Indonesia dari paparan konten negatif di dunia digital. Bayangin deh, anak kecil yang masih polos, tiba-tiba lihat konten yang nggak senonoh, atau bahkan jadi korban cyberbullying. Serem kan? PP Tunas ini nggak cuma sekadar ngasih batasan, tapi juga pengen ngajak anak-anak buat nemuin kegiatan positif lainnya di dunia digital. Biar mereka tetap bisa kreatif, tetap bisa berekspresi, tapi dengan cara yang aman dan sehat.

“Dalam kesuksesan PP Tunas itu meskipun kami (Kementerian Komdigi) menjadi lead-nya tapi ada (peran) kementerian lainnya, termasuk bagaimana kami menyiapkan giat-giat anak di sosmed yang kemudian kita batasi,” kata Ibu Meutya, seperti yang dikutip dari detikcom. Intinya sih, ini kerja tim, bukan cuma kerjaan Kominfo aja.

Eh, ngomong-ngomong soal implementasi, kayak gimana sih PP Tunas ini diterapin?

Sosialisasi dan Penyesuaian Platform Digital

Nah, sejak April 2025, pemerintah itu langsung tancap gas. Mereka nggak langsung main gebrak aja, tapi juga ngadain sosialisasi. Mereka buka ruang buat dengerin masukan dari masyarakat, termasuk dari platform-platform digital yang gede itu. Soalnya, kan, mereka juga yang bakal kena imbasnya.

Ibu Meutya juga bilang, setelah PP Tunas diterbitin, platform digital itu langsung pada nyesuain diri. Mereka butuh waktu buat nyiapin teknologi deteksi usia, biar bisa bedain mana pengguna dewasa, mana anak-anak. Ya, namanya juga perubahan, pasti butuh adaptasi.

Pendekatan Pembinaan Awal

Dan yang paling penting nih, di awal implementasi, PP Tunas lebih fokus ke pembinaan, bukan hukuman. Jadi, kalau ada yang melanggar, ya ditegur dulu, dikasih pengarahan. Bukan langsung dihukum berat. “Sanksi-sanksi yang ada masih berupa teguran atau pemanggilan. Tapi nanti, ketika waktunya dirasa cukup dan stakeholder sudah siap, barulah ada penerapan sanksi yang lebih tegas,” jelas Ibu Meutya. Lebih kayak pendekatan kekeluargaan gitu deh, biar semua pihak bisa belajar dan berubah jadi lebih baik.

Penghargaan untuk Meutya Hafid dan Angga Raka Prabowo

Nah, ini nih yang jadi poin utama. Keberhasilan Ibu Meutya dalam mendorong lahirnya PP Tunas ini dinilai sebagai prestasi yang super cepat. Kurang dari setahun menjabat sebagai Menkomdigi di kabinetnya Pak Prabowo dan Mas Gibran, beliau udah bisa bikin regulasi yang dampaknya gede banget buat anak-anak Indonesia. Nggak heran kalau akhirnya beliau dapat penghargaan Bintang Mahaputera Utama dari Presiden.

Tapi, bukan cuma Ibu Meutya aja lho yang dapat apresiasi. Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi), Bapak Angga Raka Prabowo, juga dapat penghargaan Bintang Mahaputera Pratama. Beliau dinilai berjasa dalam memperkuat ekosistem komunikasi dan digital nasional. Jadi, bisa dibilang, ini penghargaan buat kerja keras seluruh tim Kominfo.

Wah, salut banget deh sama Ibu Meutya dan Pak Angga! Semoga PP Tunas ini bener-bener bisa jadi payung hukum yang efektif buat melindungi anak-anak kita di dunia digital. Kita sebagai orang tua, atau sebagai bagian dari masyarakat, juga punya tanggung jawab buat ikut serta dalam implementasi PP Tunas ini. Jangan cuma ngandelin pemerintah aja.

Jadi, gimana menurut kamu? PP Tunas ini penting nggak sih buat kita? Atau kamu punya pengalaman menarik terkait perlindungan anak di dunia digital? Sharing dong di kolom komentar! Penasaran banget pengen denger pendapatmu. Jangan lupa, masa depan anak-anak kita ada di tangan kita. Kita yang harus menjaga mereka dari bahaya dunia maya. Semangat! ***

Punya cara lain, saran, atau malah cerita lucu seputar topik ini? Yuk sharing di kolom komentar! Atau langsung ngobrol bareng tim KudeTekno di WhatsApp.👇

Also Read

Bagikan:

Salsabila Rahmawati

Penggemar biologi dan lingkungan. Menulis untuk menginspirasi rasa ingin tahu dan kecintaan pada alam dan sains.

Leave a Comment