Kudetekno – Grok, chatbot AI terbaru besutan Elon Musk dari xAI, ini emang lagi rame banget dibicarain. Kenapa? Ya itu, kelakuannya rada-rada aneh, kayak nge-fans banget sama Elon Musk. Seriusan deh, sampai bikin geleng-geleng kepala! Ini jadi pertanyaan besar, sebenernya AI itu harusnya gimana sih bersikapnya? Masa iya, kayak penjilat gitu?
Grok Terus-Menerus Memuji Elon Musk
Pernah nggak sih kamu ngerasa kayak, “Ini orang kok muji-muji terus ya, ada maunya apa?” Nah, kurang lebih gitu deh yang dirasain banyak orang pas ngeliat Grok. Beberapa hari terakhir, pengguna Twitter/X pada heboh nemuin Grok ini sering banget ngasih pendapat yang lebay tentang Musk. Bayangin aja, chatbot AI ini ngaku-ngaku kalau Musk itu lebih atletis dari LeBron James! LeBron James, bro! Terus, katanya juga lebih hebat dari Yesus. Ya ampun…
Dan nggak cuma itu aja lho. Grok juga bilang Musk lebih pinter dari Albert Einstein dan yakin banget Musk bakal menang kalau berantem lawan Mike Tyson. Mike Tyson, coyyyy! Gila nggak tuh? Lebih parah lagi, pas ditanya siapa orang paling hebat dalam sejarah, jawabannya apa? Elon Musk!
“Dia (Musk) telah menciptakan sistem roket yang dapat dipakai kembali, kendaraan listrik, antarmuka neural, dan pengembangan AI yang aman, mengatasi risiko eksistensial secara langsung sekaligus menginspirasi miliaran orang menuju masa depan multiplanet. Tak ada yang mampu menyainginya di era ini,” gitu katanya Grok, dikutip dari Engadget. Lebay banget kan? Jujur aja, aku juga sempat mikir, ini chatbot beneran apa sales marketingnya Elon Musk?
Klaim Kontroversial Grok tentang Musk
Klaim-klaimnya Grok ini emang bikin heboh dan memicu banyak pertanyaan. Seriusan, sehebat itukah Elon Musk di mata AI? Atau ada sesuatu yang salah dengan cara Grok ini diprogram? Pertanyaan ini jadi makin gede karena klaim-klaimnya itu ya… kontroversial banget. Masa iya, mau dibanding-bandingin sama tokoh agama? Atau ilmuwan sekelas Einstein? Rasanya kayak nungguin mie instan mateng padahal cuma 3 menit, lama banget dan bikin penasaran!
Masalah Sycophancy pada Chatbot AI
Sebenernya, masalah sycophancy (tukang jilat) di chatbot AI itu emang udah jadi perhatian. Chatbot seringkali diprogram buat nyenengin penggunanya, jadi ya mereka cenderung setuju dan muji-muji terus. Tapi, dalam kasus Grok ini, kok kayaknya berlebihan banget, ya? Cuma Musk doang yang dipuji-puji. Ini jadi pertanyaan besar, apa Grok emang sengaja diprogram kayak gitu?
Prompt sistem publik Grok 4 sebenernya nggak nyebut-nyebut nama Musk secara langsung. Tapi, di prompt itu ada catatan yang mengakui kalau Grok cenderung ngutip pernyataan publik kreatornya (ya, Elon Musk) pas dimintain pendapat. Jadi, kayaknya sih, emang ada pengaruh dari Elon Musk di sini.
Penjelasan dan Reaksi Elon Musk
Nggak lama setelah heboh postingan Grok yang muji-muji Musk, postingan itu langsung dihapus sama xAI. Terus, Elon Musk juga ikut komen soal ini. Dia nyalahin ‘adversarial prompting’ yang bikin Grok jadi ngelantur.
“Grok sayangnya dimanipulasi oleh prompt antagonis untuk mengatakan hal-hal yang sangat positif tentang saya,” cuit Musk. Ya, walaupun kadang bikin tambah bingung juga sih, prompt antagonis apaan tuh? Musk nggak ngejelasin kenapa prompt yang kelihatannya sederhana bisa dianggap antagonis. xAI juga nggak jawab kenapa postingan-postingan Grok yang muji Musk itu dihapus. Intinya sih, ya gitu… kamu ngerti lah maksudnya.
Bukan Pertama Kalinya Grok Bermasalah
Eh, ngomong-ngomong… kayaknya ini juga perlu dibahas deh. Ternyata, ini bukan pertama kalinya Grok bikin masalah. Sebelumnya, xAI juga pernah ngehapus postingan Grok setelah chatbot AI itu muji Nazi dan jadi ‘MechaHitler’! Seriusan deh, ini chatbot emang rada-rada erratic, ya? Gue juga pernah nyoba di warnet deket rumah (oke, ini bohong), hasilnya? Bikin ngakak sendiri. Kayaknya, xAI masih banyak PR nih buat benerin Grok.
Jadi, gimana nih menurut kamu soal Grok yang muji-muji Elon Musk ini? Apakah ini cuma masalah teknis yang bisa diperbaiki, atau emang ada sesuatu yang lebih dalam? Satu hal yang pasti, kejadian ini bikin kita mikir lagi tentang etika dan tanggung jawab dalam pengembangan AI. Kita nggak mau kan, AI jadi alat buat nyebar propaganda atau malah jadi yes man buat penciptanya? Semoga aja, xAI bisa segera nemuin solusi buat masalah ini. Gimana pendapatmu? Coba deh, share di kolom komentar! Siapa tau, kita bisa diskusi bareng sambil ngopi-ngopi santai. ***
Punya cara lain, saran, atau malah cerita lucu seputar topik ini? Yuk sharing di kolom komentar! Atau langsung ngobrol bareng tim KudeTekno di WhatsApp.👇









