Kudetekno – Tesso Nilo. Pernah denger namanya? Beberapa hari ini, nama taman nasional di Riau ini rame banget diomongin netizen. Sampe-sampe ada yang bikin hashtag #SaveTessoNilo segala. Jujur aja, aku juga sempat mikir, “Emang sepenting itu ya hutan ini?” Ternyata, setelah cari tahu, eh buset, emang istimewa banget! Jadi, apa sih yang bikin Tesso Nilo ini spesial di mata netizen? Yuk, kita obrolin santai aja.
Mengapa Tesso Nilo Begitu Istimewa?
Gini, bayangin deh, di tengah maraknya alih fungsi lahan jadi kebun sawit, masih ada sepotong hutan yang bener-bener dijaga. Nah, Tesso Nilo ini kayak gitu. Dia bukan cuma sekadar hutan, tapi kayak harapan terakhir buat hutan dataran rendah di Sumatra. Pernah nggak sih kamu ngerasa kayak…ada sesuatu yang berharga banget yang lagi di ujung tanduk? Nah, kayaknya itu yang dirasain banyak orang soal Tesso Nilo ini. Emang beneran benteng terakhir, nggak cuma kiasan.
‘Benteng Terakhir’ Hutan Dataran Rendah Sumatra
Seriusan, ini bukan omong kosong. Tesso Nilo itu ibarat oase di tengah gurun pasir. Di pulau Sumatra yang hutannya makin lama makin dikit, Tesso Nilo jadi salah satu benteng terakhir hutan dataran rendah. Dulu, pas pertama kali ditetapin jadi taman nasional tahun 2004 luasnya sekitar 38 ribu hektar. Sekarang udah diperluas jadi 83 ribu hektar. Tapi, yang bikin miris, yang bener-bener berfungsi jadi hutan alami sisa belasan ribu hektar doang. Sedih nggak sih denger gini? Bayangin aja, lahan dirampas, digerus, dibangun pemukiman ilegal, kebun sawit ilegal…ya ampun, kayak nggak ada habisnya.
Intinya sih, ya gitu… kamu ngerti lah maksudnya. Manusia emang kadang suka gitu, lupa sama keseimbangan alam. Padahal, kalo hutannya rusak, dampaknya balik lagi ke kita juga.
Rumah Bagi Gajah dan Harimau Sumatra
Tesso Nilo itu kayak apartemen mewah buat gajah dan harimau Sumatra. Mereka nyaman tinggal di sana, berkembang biak, ya kayak keluarga pada umumnya lah. Tapi, kalo rumahnya digusur, mereka mau tinggal di mana coba? Gajah Sumatra itu kan ikonik banget, harimau Sumatra juga gitu. Kita nggak mau kan generasi mendatang cuma bisa liat mereka di buku atau video doang? Selain dua mamalia keren ini, ada ratusan spesies lain yang juga tinggal di sana. Ada burung-burung yang jadi indikator kualitas lingkungan. Kalo burungnya pada kabur, ya berarti lingkungannya udah nggak bener.
Data dari LIPI (sekarang BRIN) dan WWF Indonesia aja nyatet ada 216 jenis fauna di Tesso Nilo. Mulai dari primata, reptil, amfibi, ikan, mamalia, sampe burung. Kebayang kan betapa ramenya itu hutan? Eh, ngomong-ngomong, kayaknya ini juga perlu dibahas deh. Kalau habitat mereka rusak, rantai makanan juga terganggu. Ujung-ujungnya, ekosistemnya kolaps.
Keanekaragaman Flora yang Kaya
Nggak cuma faunanya aja yang beragam, floranya juga! Tesso Nilo itu gudangnya tumbuhan endemik. Ada kempas, kulim, kayu batu, jelutung, ramin, meranti-merantian, tembesu, keranji, keruing, sindora, sampe durian! Bayangin deh, jalan-jalan di hutan, terus nemu pohon durian. Wah, rejeki nomplok! Eh, tapi nggak boleh dipetik sembarangan ya. Selain itu, banyak juga tumbuhan obat-obatan di sana. Dulu, orang-orang pedalaman sering banget manfaatin tumbuhan ini buat nyembuhin penyakit.
Yang lebih gokil lagi, Center Biodiversity Management bilang Tesso Nilo itu hutan dengan keanekaragaman hayati terkaya di dunia! Mereka nemuin 218 jenis tumbuhan vaskular (berpembuluh) cuma dalam petak 200 meter persegi. Edan nggak tuh? Artinya, Tesso Nilo ini bukan cuma penting buat Indonesia, tapi juga buat dunia.
Ancaman Kerusakan yang Meningkat
Nah, ini nih yang bikin netizen pada gerah. Kondisi Tesso Nilo makin lama makin mengkhawatirkan. Perambahan hutan, penebangan liar, pembukaan lahan buat perkebunan sawit ilegal…wah, lengkap sudah. Rasanya kayak nungguin mie instan mateng padahal cuma 3 menit, tapi kerasa lama banget. Sama kayak nungguin Tesso Nilo bener-bener habis kalo nggak ada tindakan nyata.
Dulu, tahun 2004, populasi gajah liar di sana sekitar 200 ekor. Sekarang, sisa 150 ekor. Menyusutnya drastis kan? Belum lagi konflik antara petugas sama warga yang menduduki lahan secara ilegal. Kemarin, ada berita pos pengamanan TNTN dirusak sama orang nggak dikenal. Duh, bikin kesel deh!
Upaya Pemulihan yang Dilakukan
Tapi, bukan berarti kita hopeless ya. Pemerintah juga nggak tinggal diam kok. Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Kehutanan (Ditjen Gakkum Kehutanan) sama Satgas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH) lagi gencar-gencarnya operasi penertiban dan pengamanan di Tesso Nilo. Ya, walaupun kadang bikin tambah bingung juga sih, kok bisa-bisanya ada yang nekat ngerusak hutan lindung.
Selain itu, banyak juga seniman dan aktivis lingkungan yang nyuarain keprihatinan mereka. Mereka bikin kampanye, ngadain aksi, ya pokoknya macem-macem lah buat ngingetin kita semua betapa pentingnya Tesso Nilo ini. Lembaga kayak WALHI juga nyaranin perlunya dialog antara pemerintah sama masyarakat buat nyari solusi yang holistik.
Jadi, Tesso Nilo itu bukan cuma sekadar hutan. Dia adalah benteng terakhir, rumah bagi satwa langka, gudangnya keanekaragaman hayati, dan simbol harapan. Emang nggak gampang buat ngembaliin kondisi Tesso Nilo kayak semula, tapi bukan berarti nggak mungkin kan? Yuk, kita sama-sama jaga Tesso Nilo, biar anak cucu kita nanti masih bisa lihat keindahannya. Gimana? Siap jadi bagian dari #SaveTessoNilo? Jangan lupa share pendapat kamu ya! ***
Punya cara lain, saran, atau malah cerita lucu seputar topik ini? Yuk sharing di kolom komentar! Atau langsung ngobrol bareng tim KudeTekno di WhatsApp.👇









