Amankan Bisnismu, Prioritaskan Keamanan Infrastruktur & Respon Insiden di Era Digital

Amankan Bisnismu, Prioritaskan Keamanan Infrastruktur & Respon Insiden di Era Digital
Amankan Bisnismu, Prioritaskan Keamanan Infrastruktur & Respon Insiden di Era Digital

Kudetekno – Oke, jadi gini guys, di era serba digital ini, bisnis kita tuh kayak naik roller coaster. Peluangnya gede banget, bisa langsung go internasional, tapi ya gitu deh, risiko serangan siber juga makin ngeri. Pernah nggak sih kamu ngerasa kayak lagi parkir mobil di tempat gelap, was-was takut kenapa-kenapa? Nah, kurang lebih kayak gitu deh gambaran amannya bisnis kita sekarang. Makanya, ketahanan siber itu udah bukan sekadar tempelan, tapi fondasi penting biar kita nggak kepleset di jalan.

Nah, kebayang kan kalau tiba-tiba listrik mati total se-Indonesia? Atau data pelanggan kita bocor ke mana-mana? Nggak lucu, kan? Itu kenapa keamanan siber tuh jadi urusan semua orang, bukan cuma IT doang. Lebih dari itu, ketahanan siber ini tuh fondasi penting banget buat ekonomi, keamanan negara, bahkan buat kita-kita yang sehari-hari pengennya hidup tenang.

Ngomong-ngomong soal ketahanan siber, inget nggak sih Cyberwolves Con 2025 yang diadain Spentera? Nah, di acara itu tuh rame banget dibahas soal gimana caranya kita memperkuat pertahanan digital Indonesia. Aku jadi inget kata Royke L. Tobing, Direktur Spentera, dia bilang, “Ketahanan siber cuma bisa dicapai kalau kita semua kerja sama.” Bener banget! Nggak bisa tuh cuma ngandelin satu pihak doang.

Di Cyberwolves Con 2025, yang paling hot dibahas tuh soal gimana melindungi infrastruktur penting kayak energi, terus juga risiko AI, sama gimana kita harus siap siaga kalau ada insiden. Penasaran kan? Yuk, kita bahas satu-satu.

Infrastruktur Energi Jadi Target Rawan

Seriusan deh, jaringan listrik Jawa-Bali itu kan kayak urat nadi buat Indonesia. Lebih dari 60% kebutuhan energi nasional disuplai dari sana. Tapi, tau nggak sih? Ternyata masih banyak celah keamanannya! Misalnya nih, ada perangkat-perangkat lama yang udah nggak diupdate, terus enkripsi di protokol komunikasinya juga minim banget. Bahkan, ada juga yang masih pake username sama password default! Ya ampun, kayak ngasih kunci rumah ke maling aja.

Dengan makin banyaknya barang-barang IoT (Internet of Things) yang nyambung ke internet, sama akses jarak jauh yang makin gampang, otomatis area yang bisa diserang juga makin luas. Kita inget kan kejadian mati listrik massal di tahun 2019? Sama gangguan di Bali tahun 2025? Itu bukti nyata betapa pentingnya sektor energi buat hidup kita. Kalau energi terganggu, ya udah, kelar idup lo!

Risiko AI pada Ekonomi dan Pertahanan

Nah, sekarang kita ngomongin soal AI. Teknologi ini emang lagi booming banget. Dipake di mana-mana, mulai dari bank, e-commerce, sampe layanan publik, bahkan pertahanan negara juga ikutan pake. Tapi, jujur aja, aku juga sempat mikir… Kita terlalu bergantung sama AI dari luar nggak sih? Apalagi kalau nggak diuji bener-bener, bisa jadi bumerang tuh.

Salah satu panelis di Cyberwolves Con 2025 bilang, “Kita harus percepat tata kelola, standar keamanan, sama kemandirian dalam pengembangan AI.” Bener juga sih. Jangan sampe AI malah jadi titik lemah kita karena terlalu bergantung sama produk impor yang nggak jelas keamanannya. Intinya sih, ya gitu… kamu ngerti lah maksudnya. Jangan sampe kita dijajah secara digital sama AI.

Kesiapan Tanggap Insiden

Selain masalah teknis, ada satu lagi nih yang seringkali jadi masalah: kesiapan kita dalam menghadapi insiden siber. Respon kita tuh seringkali lelet banget, pencatatan forensik digitalnya nggak konsisten, terus koordinasi antar lembaga juga kayak jalan sendiri-sendiri. Bikin gemes nggak sih?

Kita inget kan kasus ransomware yang nyerang Pusat Data Nasional (PDN) tahun 2024? Itu tuh jadi pelajaran mahal banget. Keterlambatan penanganan bikin dampaknya ke mana-mana. Rasanya kayak nungguin mie instan mateng padahal cuma 3 menit!

Kolaborasi Jadi Kunci

Dari ancaman di infrastruktur energi, risiko AI, sampe kesiapan tanggap insiden yang masih kurang, para ahli sepakat: kita harus kerja sama! Audit keamanan di infrastruktur penting, peningkatan SDM di sektor strategis, sama tata kelola yang bener tuh jadi agenda mendesak.

Royke dari Spentera juga bilang, “Ancaman siber itu multidimensi. Dampaknya nggak cuma ke infrastruktur, tapi juga ke kepercayaan publik, ekonomi, bahkan stabilitas nasional.” Makanya, kita butuh tata kelola yang kuat, kolaborasi lintas sektor, sama peningkatan kapasitas SDM. Semuanya harus gerak bareng!

Menjaga Kepercayaan Publik

Intinya sih, menjaga ketahanan digital Indonesia itu bukan cuma urusan teknis doang. Kita butuh komitmen nasional yang melibatkan pemerintah, industri, sama masyarakat. Biar apa? Biar transformasi digital kita bisa berjalan aman dan mendukung kepentingan negara. Eh, ngomong-ngomong soal kepentingan negara, kayaknya ini juga perlu dibahas deh… Tapi kapan-kapan ya!

Jadi gimana, guys? Udah mulai kebayang kan pentingnya keamanan siber buat bisnis kita? Jangan sampe kejadian deh, bisnis udah gede, eh tiba-tiba lumpuh karena serangan siber. Kan sayang banget! Yuk, mulai sekarang kita prioritaskan keamanan infrastruktur dan respon insiden. Siapa tau, pengalaman kamu bisa jadi inspirasi buat yang lain. Jangan ragu buat share ya! ***

Punya cara lain, saran, atau malah cerita lucu seputar topik ini? Yuk sharing di kolom komentar! Atau langsung ngobrol bareng tim KudeTekno di WhatsApp.👇

Also Read

Bagikan:

Dimas Riyadi

Halo! Aku Dimas Riyadi, penulis di KudeTekno yang suka banget eksplor aplikasi-aplikasi baru. Mulai dari tools AI sampai aplikasi produktivitas.

Leave a Comment