Bye-bye Mabar di Kelas, Korea Selatan Ambil Tindakan Tegas Soal HP!

Bye-bye Mabar di Kelas, Korea Selatan Ambil Tindakan Tegas Soal HP!
Bye-bye Mabar di Kelas, Korea Selatan Ambil Tindakan Tegas Soal HP!

Kudetekno – Korea Selatan lagi jadi sorotan nih. Bukan karena drama Korea yang bikin baper, tapi gara-gara aturan baru yang lumayan bikin geleng-geleng kepala: larangan penggunaan HP di sekolah! Seriusan? Iya, seriusan. Pemerintahnya udah ketok palu, undang-undangnya resmi berlaku mulai tahun 2026. Pertanyaannya, kenapa coba sampe segitunya? Apa emang separah itu efek HP buat anak sekolah di sana? Nah, di sini kita bedah tuntas, dari A sampe Z (atau dari kimchi sampe bibimbap, biar Korea banget!).

Latar Belakang Larangan Penggunaan HP di Sekolah

Pernah nggak sih kamu ngerasa kayak nggak bisa lepas dari HP? Dikit-dikit buka IG, dikit-dikit ngecek TikTok. Nah, bayangin itu terjadi sama anak-anak sekolah, apalagi di negara yang teknologinya udah canggih banget kayak Korea Selatan. Mereka literally lahir dan tumbuh bareng gadget.

Nah, pemerintah Korea Selatan kayaknya mulai khawatir nih. Mereka ngelihat penggunaan HP yang berlebihan di kalangan pelajar bisa ganggu konsentrasi belajar, bikin nilai jeblok, bahkan sampai kecanduan media sosial. Jujur aja, aku juga sempat mikir, “Ah, lebay deh.” Tapi ternyata, setelah baca-baca lagi, emang dampaknya nggak main-main. Makanya, mereka ambil tindakan tegas dengan bikin undang-undang yang melarang penggunaan HP di ruang kelas. Ya, walaupun kadang bikin tambah bingung juga sih, apa nggak ada cara lain gitu?

Detail Undang-Undang Baru

Jadi gini, undang-undang ini tuh intinya melarang penggunaan ponsel dan perangkat digital lain selama jam sekolah. Tapi, bukan berarti HP-nya disita terus dibuang ke laut ya (walaupun mungkin ada yang pengen gitu, hehe). Undang-undang ini lebih ke arah memberikan kewenangan ke kepala sekolah dan guru untuk melarang siswa membawa atau menggunakan HP di lingkungan sekolah.

Trus, kalau ketahuan melanggar, hukumannya apa? Nah, ini dia yang menarik. Undang-undang ini nggak nyebutin hukuman secara spesifik. Lebih ke arah kebijakan internal sekolah masing-masing. Jadi, bisa aja cuma ditegur, disuruh nyimpen HP, atau mungkin… (eits, jangan sampai) diskors.

Pengecualian dalam Penggunaan Perangkat Digital

Tapi, ada tapinya nih. Nggak semua penggunaan HP dilarang mentah-mentah. Undang-undang ini juga ngasih pengecualian, misalnya dalam keadaan darurat. Bayangin kalau ada gempa bumi atau kebakaran, kan penting banget buat bisa menghubungi orang tua atau layanan darurat. Selain itu, HP juga boleh dipake buat tujuan pendidikan, misalnya buat riset atau mengerjakan tugas kelompok. Dan yang paling penting, siswa dengan disabilitas tetep boleh pake perangkat digital di kelas buat membantu proses belajar mereka. Adil kan?

Alasan di Balik Kebijakan: Kekhawatiran Akan Kecanduan Media Sosial

Nah, sekarang kita masuk ke alasan yang paling penting: kenapa sih pemerintah Korea Selatan sampai segitunya ngeluarin undang-undang ini? Jawabannya satu: kecanduan media sosial.

Buat kamu yang sering main media sosial, pasti tau kan gimana susahnya buat berhenti scroll timeline. Nah, itu dia masalahnya. Anak-anak muda di Korea Selatan, apalagi yang masih sekolah, rentan banget kena efek candu ini. Mereka bisa lupa waktu, kurang tidur, bahkan sampai nggak fokus belajar gara-gara terus-terusan mantengin HP.

Kata Cho Jung-hun, politisi oposisi dari People Power Party yang juga dukung banget undang-undang ini, “Kecanduan anak muda kita terhadap media sosial sudah mencapai tingkat yang serius. Anak-anak kita, mata mereka merah setiap pagi. Mereka menggunakan Instagram sampai jam 2 atau 3 pagi.” Seriusan sampe segitunya? Ya, kayaknya emang separah itu.

Dampak Penggunaan Media Sosial pada Pelajar Korea Selatan

Oke, sekarang kita bedah lebih dalam soal dampak penggunaan media sosial pada pelajar Korea Selatan. Menurut survei yang dilakuin Kementerian Pendidikan Korea Selatan tahun lalu, sekitar 37% siswa sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas di sana bilang media sosial mempengaruhi kehidupan mereka sehari-hari. Dan yang bikin miris, 22% ngaku cemas kalau nggak bisa mengakses media sosial. Gila kan? Kayak nungguin mie instan mateng padahal cuma 3 menit.

Dampaknya nggak cuma psikologis, tapi juga akademis. Banyak siswa yang jadi kurang fokus belajar, sering telat masuk sekolah, atau bahkan bolos gara-gara begadang main HP. Belum lagi masalah cyberbullying yang juga makin marak di kalangan pelajar. Intinya sih, ya gitu… kamu ngerti lah maksudnya. Media sosial punya sisi gelap yang bisa merusak generasi muda.

Kontroversi dan Penolakan Undang-Undang

Tapi, nggak semua orang setuju sama undang-undang ini lho. Sebelum disahkan, banyak pihak di Korea Selatan yang nentang, terutama kelompok advokasi anak muda. Mereka bilang undang-undang ini melanggar hak dasar siswa, kayak kebebasan berkomunikasi, hak privasi, dan hak buat mencari kebahagiaan.

“Masa sih nggak boleh pegang HP sama sekali? Kan kita juga butuh buat komunikasi sama temen atau keluarga,” kata salah satu siswa yang nggak setuju sama undang-undang ini.

Emang sih, ada benernya juga. Larangan total kayak gini bisa jadi terlalu kaku dan nggak fleksibel. Tapi, di sisi lain, pemerintah juga punya alasan kuat buat ngeluarin undang-undang ini. Jadi, ya kayak dua sisi mata uang lah. Ada pro, ada kontra.

Eh, ngomong-ngomong soal pro kontra, jadi inget dulu pas gue masih sekolah, pernah nyoba nyelundupin HP ke kelas. Hasilnya? Ketahuan guru, HP disita, dan gue disuruh bersihin toilet seminggu. Kapok dah!

Intinya, kebijakan Korea Selatan ini bisa jadi contoh buat negara lain, termasuk Indonesia. Gimana caranya menyeimbangkan antara kemajuan teknologi dan kesehatan mental generasi muda? Gimana caranya memanfaatkan HP buat hal-hal positif, tanpa bikin kecanduan dan merusak masa depan? Pertanyaan-pertanyaan ini yang harus kita jawab bareng-bareng.

Gimana, udah kebayang kan betapa serunya (sekaligus bikin pusing) urusan HP di Korea Selatan ini? Sekarang giliran kamu nih. Gimana pendapatmu soal undang-undang ini? Apakah perlu juga diterapkan di Indonesia? Share pendapatmu di kolom komentar ya! Siapa tau, komentar kamu bisa jadi inspirasi buat kebijakan pendidikan di masa depan. ***

Punya cara lain, saran, atau malah cerita lucu seputar topik ini? Yuk sharing di kolom komentar! Atau langsung ngobrol bareng tim KudeTekno di WhatsApp.👇

Also Read

Bagikan:

Nadia Putri

Hai! Aku Nadia Putri, penulis di KudeTekno yang fokus bahas dunia gadget. Aku suka ngulas HP terbaru, smartwatch, dan aksesori lain yang bikin aktivitas makin simpel dan seru.

Leave a Comment