Kudetekno – Google Cs Bikin Industri Telco Ketar-Ketir? Saatnya Atur Ulang Permainan!
Pernah nggak sih kamu ngerasa, kok kayaknya perusahaan telekomunikasi di Indonesia itu kerjanya banting tulang, tapi yang untung malah perusahaan raksasa digital kayak Google? Jujur aja, aku juga sempat mikir gitu. Padahal, kan, mereka yang bangun jaringan, yang pasang tower di pelosok-pelosok, eh, yang dapet duit gede malah si “itu-itu juga.” Ini bukan cuma masalah “nggak adil,” tapi lebih ke keberlanjutan industri telekomunikasi kita. Kalau dibiarin terus, ya bisa-bisa bangkrut telko lokal, trus siapa yang mau bangun infrastruktur di daerah terpencil? Nah, makanya, penting banget nih kita bahas, apa yang bikin industri telko ini “ketar-ketir” dan gimana caranya kita atur ulang permainannya.
Tantangan Industri Telekomunikasi di Era Digital
Bayangin aja, deh. Dulu, sebelum era smartphone dan aplikasi macem-macem, orang nelpon atau SMS ya pake pulsa. Operator telekomunikasi seneng tuh. Sekarang? WhatsApp, Line, video call… semuanya pake data. Emang sih operator juga jualan paket data, tapi tetep aja, porsi keuntungan dari layanan tradisional merosot drastis. Belum lagi biaya operasional dan maintenance jaringan yang nggak murah. Sementara itu, platform digital global kayak Google, Facebook, Netflix, dan sejenisnya (yang biasa disebut OTT, Over-the-Top) itu makin kaya raya. Jadi, ya wajar aja kalau industri telko ngerasa kayak jadi “tukang ledeng” yang bangun pipa, tapi airnya diminum orang lain.
Dominasi OTT dan Beban Infrastruktur
Ini nih yang bikin geregetan. Platform OTT itu, emang sih, bikin hidup kita lebih mudah dan connected. Tapi, mereka juga nyedot bandwidth gede banget. Coba deh bayangin, berapa giga data yang kamu habiskan buat nonton Netflix sebulan? Atau buat scrolling TikTok? Nah, semua trafik data itu lewat jaringan yang dibangun dan dipelihara oleh operator telekomunikasi. Seriusan deh, ini bukan cuma masalah duit, tapi juga soal keadilan. Operator udah investasi gede-gedean buat bangun infrastruktur, tapi keuntungan terbesarnya malah dinikmati sama OTT. Ya, walaupun kadang bikin tambah bingung juga sih, soalnya kita juga butuh OTT buat hiburan dan komunikasi.
Regulasi OTT: Antara Investasi dan Kedaulatan Nasional
Ngomongin soal regulasi, ini emang isu sensitif. Di satu sisi, kita pengen iklim investasi yang kondusif. Jangan sampe regulasi yang ketat malah bikin investor kabur. Tapi, di sisi lain, kita juga harus jaga kedaulatan nasional. Jangan sampe data pengguna kita “dikuasai” sama perusahaan asing. Selain itu, regulasi yang adil juga penting buat menciptakan persaingan yang sehat. Jangan sampe OTT bebas “bermain” tanpa kontribusi yang sepadan terhadap pembangunan infrastruktur. Pernah denger soal “Fair Share Model” di Korea Selatan? Atau “Revenue Sharing” yang digagas India? Nah, itu contoh-contoh yang menarik buat kita pelajari. Intinya sih, ya gitu… kita butuh regulasi yang seimbang, yang bisa melindungi kepentingan nasional tanpa menghambat inovasi.
Langkah Pemerintah: Regulasi yang Imperatif dan Kolaborasi
Untungnya, pemerintah kayaknya udah mulai sadar nih sama masalah ini. Denger-denger, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) lagi nyusun regulasi yang lebih “mengikat” buat OTT. Artinya, kerjasama antara OTT dan operator telekomunikasi nggak cuma sekadar imbauan, tapi jadi kewajiban. Langkah ini penting banget buat memastikan bahwa OTT ikut “patungan” dalam pembangunan infrastruktur. Selain itu, pemerintah juga perlu mendorong kolaborasi antara operator, OTT, dan pelaku industri lainnya. Jangan sampe masing-masing jalan sendiri-sendiri. Kita butuh ekosistem digital yang solid, yang saling mendukung dan menguntungkan semua pihak.
Peta Jalan Komdigi: Penguatan Ekosistem Digital Nasional
Eh, ngomong-ngomong soal Kominfo, mereka juga lagi nyusun “Peta Jalan Komdigi” nih. Katanya sih, fokus utamanya adalah penguatan fondasi ekosistem digital nasional. Salah satunya ya dengan pembangunan dan pemerataan infrastruktur digital. Ini penting banget, terutama buat daerah-daerah terpencil yang selama ini masih “ketinggalan.” Pemerintah pengen memastikan bahwa semua masyarakat Indonesia bisa menikmati manfaat dari internet. Gue juga pernah nyoba di warnet deket rumah yang koneksinya lemot banget, hasilnya? Bikin ngakak sendiri. Ya semoga aja dengan adanya peta jalan ini, koneksi internet di seluruh Indonesia bisa makin kenceng dan merata. Ini bukan sekadar masalah teknis, tapi juga soal keadilan sosial.
Jadi, intinya, ini bukan cuma soal rebutan kue. Ini tentang bagaimana kita membangun ekosistem digital yang berkelanjutan, yang adil, dan yang menguntungkan semua pihak. Regulasi yang jelas, kolaborasi yang erat, dan komitmen pemerintah untuk membangun infrastruktur yang merata adalah kunci utamanya. Yuk, sama-sama kita awasi dan dukung langkah-langkah pemerintah. Siapa tau, nanti kita bisa nonton Netflix tanpa buffering dan main game online tanpa lag. Rasanya kayak nungguin mie instan mateng padahal cuma 3 menit, tapi hasilnya worth it banget. ***
Punya cara lain, saran, atau malah cerita lucu seputar topik ini? Yuk sharing di kolom komentar! Atau langsung ngobrol bareng tim KudeTekno di WhatsApp.👇