Kudetekno – Waspada! Infeksi Bakteri “Pemakan Daging” Melonjak di Jepang, Apa yang Perlu Kamu Tahu?
Wih, denger-denger lagi rame banget nih soal infeksi bakteri “pemakan daging” di Jepang. Seriusan, “pemakan daging”? Bikin merinding disko gak sih? Jujur aja, aku juga sempat mikir, ini beneran ada gitu? Ternyata emang ada! Nah, makanya penting banget buat kita semua tahu apa sih sebenarnya infeksi ini, kenapa bisa nyebar, dan yang paling penting, kenapa kasusnya bisa melonjak drastis di Jepang. Biar nggak panik, yuk kita bedah satu-satu!
Apa Itu Infeksi Bakteri “Pemakan Daging”?
Oke, jadi gini. Sebutan “pemakan daging” ini emang agak ngeri-ngeri sedap, ya. Tapi, intinya adalah infeksi ini disebabkan oleh bakteri yang bisa merusak jaringan tubuh dengan cepat. Ada dua jenis yang perlu kita kenal: necrotizing fasciitis dan STSS.
Mengenal Necrotizing Fasciitis
Necrotizing fasciitis ini yang paling sering disebut “infeksi pemakan daging.” Bayangin deh, bakteri ini masuk ke dalam tubuh, biasanya lewat luka kecil atau goresan, terus dia mulai “makan” jaringan di sekitarnya. Nggak cuma kulit, tapi juga lemak dan jaringan yang menutupi otot. Serem kan? Dampaknya bisa parah banget, bahkan bisa sampai mengancam jiwa kalau nggak ditangani dengan cepat. Meskipun jarang terjadi, tapi tetep aja bikin was-was. Apalagi banyak yang kena itu kondisinya sehat-sehat aja sebelumnya.
Mengenal STSS (Sindrom Syok Toksik Streptokokus)
Nah, kalau STSS ini lebih ke komplikasi parah dari infeksi bakteri Streptococcus Grup A (GAS). GAS ini sebenernya bakteri yang sering bikin radang tenggorokan. Pernah nggak sih kamu ngerasa kayak, “Ah, cuma radang biasa”? Nah, hati-hati! Kalau GAS ini sampai masuk ke aliran darah, bisa bikin reaksi inflamasi yang gila-gilaan dan menyebabkan syok toksik. Gejalanya? Tekanan darah rendah, gagal organ, sampai kehilangan kesadaran. Angka kematiannya? Bisa sampai 30%! Nggak main-main, kan?
Penyebaran dan Lonjakan Kasus di Jepang
“Lah, kok bisa sih kejadian di Jepang?” Mungkin itu yang ada di benak kamu sekarang. Pertanyaan bagus! Jadi, mari kita bahas bagaimana bakteri ini menyebar dan kenapa kasusnya melonjak di Jepang.
Bagaimana Bakteri “Pemakan Daging” Menyebar?
Bakteri GAS ini emang jago nyebar. Biasanya, sih, lewat kontak dekat antar orang. Misalnya, lewat droplet saat batuk atau bersin. Bisa juga lewat luka yang terbuka. Yang bikin tricky, kadang orang bisa membawa bakteri ini di tenggorokannya tanpa menunjukkan gejala apapun. Jadi, kayak silent killer gitu, deh. Buat anak-anak sekolah, biasanya bakteri ini gampang banget nyebar karena mereka kan sering kontak fisik satu sama lain.
Lonjakan Kasus STSS di Jepang: Apa yang Terjadi?
Nah, ini dia yang bikin heboh. Jepang lagi ngalamin lonjakan kasus STSS yang signifikan banget. Data terakhir yang aku dapet, jumlah kasusnya udah melebihi rekor tahun sebelumnya. Bahkan, banyak juga yang meninggal gara-gara infeksi ini. Seriusan, ini bukan lagi nakut-nakutin, tapi emang fakta yang terjadi di lapangan. Kenapa bisa begini? Itu dia yang lagi dicari tahu sama para ahli.
Penyebab Lonjakan Kasus dan Langkah Pencegahan
Oke, kita udah tau seremnya infeksi ini dan kondisi di Jepang. Sekarang, yang paling penting adalah cari tau kenapa kasusnya bisa melonjak dan gimana cara kita mencegahnya.
Mengapa Terjadi Lonjakan Infeksi?
Sampai sekarang, para ahli masih belum 100% yakin apa penyebab pasti lonjakan kasus STSS di Jepang. Tapi, ada beberapa teori yang muncul. Salah satunya adalah setelah pandemi COVID-19, banyak orang yang udah nggak terlalu ketat lagi sama protokol kesehatan. Akibatnya, infeksi-infeksi lain jadi lebih gampang menyebar. Ibaratnya, sistem imun kita lagi agak kaget setelah “libur” panjang.
Ada juga yang bilang, mungkin ada strain bakteri GAS yang lebih ganas dari biasanya. Tapi, ini masih perlu diteliti lebih lanjut. Intinya sih, ya gitu… kita masih belum tau pasti penyebabnya, tapi yang jelas, situasinya lagi nggak baik-baik aja.
Yang Perlu Diketahui dan Diwaspadai
Jadi, apa yang perlu kita lakuin sekarang? Pertama, jangan panik! Tapi, tetep waspada, ya. Jaga kebersihan diri itu penting banget. Rajin cuci tangan, terutama setelah beraktivitas di tempat umum. Kalau ada luka, sekecil apapun, bersihin dan tutup dengan perban. Hindari kontak dekat dengan orang yang sakit, terutama yang punya gejala radang tenggorokan atau infeksi kulit.
Yang paling penting, kalau kamu ngerasa ada gejala yang aneh, jangan tunda buat periksa ke dokter. Semakin cepat ditangani, semakin besar peluang buat sembuh. Jangan kayak nungguin mie instan mateng padahal cuma 3 menit, telat dikit udah keburu lembek!
Eh, ngomong-ngomong soal pencegahan, kayaknya ini juga perlu diingetin nih: jaga daya tahan tubuh. Makan makanan bergizi, istirahat yang cukup, dan olahraga teratur. Intinya, bikin badan kita jadi benteng yang kuat buat ngelawan segala macam penyakit.
Intinya, waspada itu penting, tapi jangan sampai paranoid ya. Stay safe, everyone! Jangan lupa juga buat sharing artikel ini ke temen-temen kamu biar mereka juga aware. Siapa tau dengan ini, kita bisa sama-sama menjaga diri dari ancaman infeksi “pemakan daging” ini. Gimana? Ada pendapat lain? Sharing di kolom komentar ya! ***
Punya cara lain, saran, atau malah cerita lucu seputar topik ini? Yuk sharing di kolom komentar! Atau langsung ngobrol bareng tim KudeTekno di WhatsApp.👇